Foto nyamuk penyebab DBD (Foto Ist/Net) |
Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah penyakit musiman
yang masih menjadi salah satu sorotan masalah kesehatan di Indonesia maupun di
dunia.Menurut data Kemenkes, sejak akhir tahun 2018 sampai Januari 2019, sudah ada 13.683 kasus DBD di
Indonesia, 133 diantaranya meninggal dunia. DBD sendiri disebabkan oleh gigitan
nyamuk Aedes aegepty yang membawa virus dengue. Nyamuk Aedes aegepty ini memiliki ciri hitam putih di tubuhnya.Gejala
DBD itu sendiri biasanya muncul 4-7 hari setelah gigitan pertama yakniberupa
demam tinggi,ruam kemerahan,muntah,hilang nafsu makan serta pendarahan di
hidung dan jika tidak segera ditangani bisa mengakibatkan kematian. Seseorang
yang sudah sembuh dari DBD tentunya sudah punya imunitas dalam tubuh untuk
tidak terkena penyakit ini lagi akan
tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa seseorang itu bisa kembali
terserang DBD lagi yang bahkan bisa berakibat lebih fatal terutama jika dialami
oleh anak-anak. Berikut adalah penjelasannya.
Bahaya terinfeksi DBD ke dua kalinya
Dikutip dari National
Public Radio, sebuah penelitian dilakukan pada 6.600 anak di Nikaragua.
Peneliti mengambil sampel darah anak-anak dan dianalisis antibodinya.hasil
penelitian menunjukan bahwa anak yang terkena DBD untuk kedua kalinya cenderung
mengalami kondisi tubuh yang lebi buruk.
Hal ini terjadi karena
penyakit DBD ini disebabkan oleh empat tipe virus berbeda yaitu DEN 1,DEN 2,DEN
3 dan DEN 4. Ketika seseorang terkena salah satu dari empat virus ini bukan
berarti ia bisa kebal terhadap ketiga jenis virus lainnya. Sebagai conto jika
seorang anak terkena virus tipe DEN 1 maka antibodi yang dihasilkan tubuh
adalah antibodi khusus untuk mengatasi virus DEN 1. Anak itu bisa terninfeksi
kembali oleh virus DBD tipe lainnya
selain viru DEN 1 dan antibody yang sebelumnya diproduksi tidak akan cukup
ampuh untuk menghalau virus DBD tipe lain.Akibatnya terjadi reaksi berlebihan
dari antibody terhadap virus yang menyerbu dan hal tersebut dapat beresiko
terjadi pendarahan berat yang istlihanya disebut “antibody depedent enhancement” yang bisa membuat tubuh seseorang
menjadi shock,kondisinya melemah dan yang makin parah bahkan bisa meregang
nyawa.
Mencegah lebih baik daripada mengobati
Untuk langkah
pencegahan dari WHO sendiri sudah merekomendasikan vaksinasi terhadap virus dengue pada tahun 2018 lalu
yang disarankan untuk anak usia 9-16 tahun dan hanya boleh bagi mereka yang
sudah terkena DBD sebelumnya.
Selain vaksinasi kita
juga perlu memberntas nyamuk Ades aegypti dengan membasmi sarangnya. Sebelumnya
juga sudah ada program yang mengajak partisipasi masyarakat melalui gerakan 3M
(Menguras,Menutup dan Menyingkirkan atau Mendaur ulang). Maksud dari gerakan
ini yaitu mengajak kita untuk membersihkan tempat-tempat yang menjadi genangan
air seperti tempat penyimpanan air dan
menutupnya agar mencegah nyamuk bertelur disana. Selain itu juga perlu membuang
atau mendaur ulang barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai agar tidak
berserakan menjadi tempat genangan air yang menjadi sarang nyamuk aedes
aegypti.
Sangat disarankan bagi
sobat ultralyfe untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan dimanapun sedang
berada dan disarankan juga untuk konsultasi kepada dokter jika mengalami
berbagai gejala DBD ataupun masalah kesehatan lainnya.
No comments:
Post a Comment